Powered By Blogger

Monday, July 19, 2010

Tanaman obat keluarga

Tanaman obat keluarga

Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya. Sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.


Sejarah

Tanaman obat dari Cina.

Mesir kuno

Pada jaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[1] Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[1] Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[2] Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.[1]

Yunani kuno

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi ), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[2] Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.[1] Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.[1]

Cina

Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[3] Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.[3] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[3] Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.[3]

Inggris

Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[1] Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.[1] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.[1] Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.[1] Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman.[1] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[1] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.[1] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[1] Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.[1]

Indonesia

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.[2] Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.[2] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[2] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[2] Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.[2]

Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)

Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[4]

Daun

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Daun dewa (Gynura Segetum) Menyembuhkan muntah darah dan payudara bengkak
2.
Seledri Menyembuhkan tekanan darah tinggi
3.
Belimbing Menyembuhkan tekanan darah tinggi
4.
Kelor Mengobati panas dalam dan demam
5.
Daun bayam duri Mengobati kurang darah
6.
Kangkung Mengobati insomnia
7.
Saga (Abrus precatorius) Menyembuhkan batuk dan sariawan
8.
Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) Menyembuhkan penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
9.
Landep (Barleriae prionitis L.) Menyembuhkan rematik
10.
Miana (Coleus atropurpureus Bentham) Menyembuhkan wasir
11.
Pepaya (Carica papaya L.) Menyembuhkan demam dan disentri
12.
Jintan (Coleus amboinicus) Menyembuhkan batuk, mules, dan sariawan
13.
Pegagan (Cantella asiatica Urban) Menyembuhkan sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
14.
Blustru (Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)
15.
Kemuning (Murrayae paniculata Jack) Menyembuhkan penyakit gonorrhoe
16.
Murbei (Morus indica Rumph) Bersifat diuretik
17.
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Bersifat diuretik
18.
Sirih (Chavica betle L.) Menyembuhkan batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
19.
Randu (Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur
20.
Salam (Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia
21.
Jambu biji (Psidium guajava L.) Menyembuhkan mencret

Batang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung
2.
Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis) Menyembuhkan asma
3.
Pulasari (Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung
4.
Brotawali (Tonospora rumphii Boerl) Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
5.
Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
7.
Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

Buah

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Menyembuhkan penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil
2.
Cabai merah (Capsicum annuum L.) Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
3.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Menyembuhkan penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
4.
Mengkudu (Morinda citrifolia) Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
5.
Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.
Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.) Obat antikembung

Biji

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Kecubung (Datura metel) Menyembuhkan penyakit asma, bisul, dan anus turun
2.
Kapur barus (Dryobalanops aromatica Gaertn.) Menyembuhkan gangguan pencernaan
3.
Pinang (Areca catecha L.) Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
4.
Kedawung (Parkia biglobosa Bentham) Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
5.
Pala (Myristica) Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
6.
Jamblang (Eugenia cumini Merr) Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)

Akar

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing
2.
Aren (Arenga pinnata Merril) Obat diuretik
3.
Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth) Obat antihipertensiva dan gangguan neuropsikhlatrik, seperti tekanan darah tinggi

Umbi atau rimpang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) Menyembuhkan sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh
2.
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Menghangatkan badan, menyembuhkan sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
3.
Kencur (Kaempferia galanga L.) Menyembuhkan sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
4.
Kunyit (Curcuma domestica Val.) Menyembuhkan diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
5.
Lempuyung (Zingiber zerumbel) Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
6.
Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt) Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
7.
Temu giring (Curcuma heynaena Val.) Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
8.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu
9.
Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb.) obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah
10.
Alang-alang (Imperata cylindrica Beav.) Obat untuk memperlancar air seni (diuretik

Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional

Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat

Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:[5]

  1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
  2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.[5]
  3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.

Perawatan tanaman obat

Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik. Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.

Mahkota Dewa

Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya.


Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:

  • Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
  • Saponin, yang bermanfaat sebagai:
    • sumber anti bakteri dan anti virus
    • meningkatkan sistem kekebalan tubuh
    • meningkatkan vitalitas
    • mengurangi kadar gula dalam darah
    • mengurangi penggumpalan darah
  • Flavonoid
    • melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
    • mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
    • mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
    • mengandung antiinflamasi (antiradang)
    • berfungsi sebagai anti-oksidan
    • membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
  • Polifenol
    • berfungsi sebagai anti histamin (antialergi)

Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.

Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukn mutu hasil pengeringan yang tinggi.

Nama Lain

  • Makuto Rojo
  • Makuto Ratu
  • Obat Dewa
  • Pau (Obat Pusaka)
  • Crown of God
  • Boh Anggota Dewan

Rumput belang

?Rumput belang
A flowering Tradescantia zebrina plant
A flowering Tradescantia zebrina plant
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Commelinales
Famili: Commelinaceae
Genus: Tradescantia
Spesies: T. zebrina
Nama binomial
Tradescantia zebrina
(Schinz) D. R. Hunt
Sinonim

Tradescantia pendula
Zebrina pendula
Zebrina pendula var. quadrifolia
Inchplant
Wandering Jew

Rumput belang merupakan tanaman obat dari famili Commelinaceae yang banyak dikenal di Cina sebagai diao zhu mei.


Rumput mutiara

?Rumput mutiara
Rumput mutiara
Rumput mutiara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Asterids
Ordo: Gentianales
Famili: Rubiaceae
Upafamili: Rubioideae
Bangsa: Spermacoceae
Genus: Hedyotis
L.
Species

Hedyotis corymbosa (L.) Lamk

Rumput mutiara adalah tanaman rumput liar yang termasuk ke dalam famili Rubiaceae dan dikenal dengan nama daerah rumput siku-siku, daun mutiara, lidah ular, atau katepan.Rumput ini tumbuh subur di tanah yang lembab, di kebun kosong yang basah, halaman rumah, pinggir jalan, dan selokan. Rumput mutiara terkenal sebagai tanaman obat yang dimanfaatkan di Cina, India dan wilayah Asia Tenggara untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Morfologi

Rumput mutiara berpenampakan tegak atau condong,sering bercabang mulal dari pangkal batangnya dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput ini bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan berwarna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Daunnya relatif kecil dengan panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung dan pangkal daunnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya dengan tangkai daun sangat pendek dan memiliki rambut pendek pada ujungnya. Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang dengan garis tengah rata-rata 1 mm dengan akar cabang berbentuk benang.

Kandungan dan manfaat

Rumput mutiara mengandung dua senyawa aktif, yaitu asam ursolat dan asam uleanolat yang terbukti dapat mencegah perkembangan pembelahan sel kanker ke tahap yang lebih ganas. Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu. Selain kanker, rumput mutiara juga dapat dipakai untuk menyembuhkan Tonsilitis, pharyngitis, bronkitis, pneumonia, gondongan,radang usus buntu ,hepatitis, dan cholecystitis.Lebih lanjut raumput ini dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit luar seperti bisul, uci-uci, dan luka terinfeksi.

Sambiloto

?Sambiloto
Tumbuhan Sambiloto
Tumbuhan Sambiloto
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo: Lamiales
Famili: Acanthaceae
Genus: Andrographis
Spesies: A. paniculata
Nama binomial
Andrographis paniculata
(Burm.f.) Wall. ex Nees[1]


Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina)

Ciri Morfologi

Batang sambiloto berkayu, berpangkal bulat, berbentuk segi empat saat muda dan bulat setelah tua, percabangan monopodial, dan berwarna hijau. Daun kecil-kecil berbentuk lanset, pangkal rata, permukaan berwarna hijau tua, tepi tidak bergerigi. Bunga berwarna putih kekuningan dan bertangkai. Buah berbentuk jorong kecil, bila tua akan pecah menjadi 4 keping. Bunganya berwarna putih atau ungu dan berbunga sepanjang tahun. Buah yang dihasilkan berbentuk memanjang sampai jorong, sedang bijinya berbentuk gepeng

Bagian yang dimanfaatkan

Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid

Lidah Buaya

Aloe vera

Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman Lidah Buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.

Secara umum, Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebgai tanaman obat dan bahan baku industri.

Berdasarkan hasil penelitian tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), Lidah Buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini Lidah Buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.

Teh

Daun teh di dalam mangkuk teh gaiwan
Tanaman teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.

Obat tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

Macam-macam Obat Tradisional

  • Bawang
  • Belimbing sayur
  • Cengkeh
  • Daun Dewa
  • Jahe
  • Jamu
  • Jamur
  • Kaca Beling
  • Keladi tikus
  • Kfir
  • Kombucha
  • Kencur
  • Kunyit
  • Mahkota Dewa
  • Mengkudu
  • Lidah Buaya
  • Teh
  • Temu lawak
  • Pegagan
  • Rosela
  • Saga
  • Sambiloto
  • Sambung Nyawa
  • Sidaguri
  • Sirih
  • Yoghurt


No comments:

Artikel Yg Berhubungan

Kamus Ilmiah | Kliping Artikel Ilmiah | Headline Animator